✔ Konseptual Pembelajaran Berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Hots)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher
Order Thinking Skills (HOTS) dipicu oleh empat kondisi berikut.
a. Sebuah situasi mencar ilmu tertentu yang memerlukan taktik pembelajaran yang spesifik dan tidak sanggup dipakai di situasi mencar ilmu lainnya.
b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak sanggup diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh banyak sekali faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar.
c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
d. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik menyerupai penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Menurut beberapa ahli, definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya dari Resnick (1987) yaitu proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, menciptakan kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun kekerabatan dengan melibatkan acara mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga dipakai untuk menggarisbawahi banyak sekali proses tingkat tinggi berdasarkan jenjang taksonomi Bloom.
Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama yaitu keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu: mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), dan kedua yaitu yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Pembelajaran yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi yaitu pembelajaran yang melibatkan 3 aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge, critical and creative thinking, dan problem solving. Dalam proses pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak memandang level KD, apakah KD nya berada pada tingkatan C1, C2, C3, C4, C5, atau C6.
a. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses mencar ilmu dan mengajar.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif mencakup kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir, kompetensi dalam berbagi pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif berdasarkan Bloom merupakan segala acara pembelajaran menjadi enam tingkatan sesuai dengan jenjang terendah hingga tertinggi.
2) Ranah Afektif
Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah afektif yang bekerjasama dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif menjadi 5 kategori.
3) Ranah Psikomotor
Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, ekspresif, dan interperatif.
b. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and Creative Thinking
John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara esensial sebagai sebuah proses aktif, dimana seseorang berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan banyak sekali pertanyaan, menemukan isu yang relevan daripada menunggu isu secara pasif (Fisher, 2009).
Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua perkiraan yang muncul dan melaksanakan pemeriksaan atau penelitian berdasarkan data dan isu yang telah didapatkan sehingga menghasilkan isu atau final yang diinginkan.
Berfikir kreatif merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan pemikir kreatif alami. Perlu teknik khusus untuk membantu memakai otak kita dengan cara yang berbeda. Masalah pada pemikiran kreatif yaitu bahwa hampir secara definisi dari setiap pandangan gres yang belum diperiksa akan terdengar asing dan mengada-ngada bahkan terdengar gila. Tetapi solusi yang baik mungkin akan terdengar asing pada awalnya. Namun demikian, solusi tersebut jarang diungkapkan dan dicoba.
Berpikir kreatif sanggup berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral. [19]
Keterampilan berpikir kritis dan kreatif berperan penting dalam mempersiapkan peserta didik semoga menjadi pemecah problem yang baik dan bisa menciptakan keputusan maupun kesimpulan yang matang dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademis.
c. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving
Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem solving diharapkan dalam proses pembelajaran, sebab pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi tidak sanggup dipisahkan dari kombinasi keterampilan berpikir dan keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.
Keterampilan pemecahan problem merupakan keterampilan para hebat yang mempunyai impian berpengaruh untuk sanggup memecahkan problem yang muncul pada kehidupan sehari- hari. Peserta didik secara individu akan mempunyai keterampilan pemecahan problem yang berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mourtos, Okamoto, dan Rhee [16], ada enam aspek yang sanggup dipakai untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan problem peserta didik, yaitu:
1) Menentukan masalah. Mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan data dan isu yang harus diketahui sebelum dipakai untuk mendefinisikan problem sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari problem yang dihadapi;
2) Mengeksplorasi masalah. Menentukan objek yang bekerjasama dengan masalah,
menyelidiki problem yang terkait dengan asumsi, dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah;
3) Merencanakan solusi. Peserta didik berbagi planning untuk memecahkan
masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, menentukan teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan isu untuk menemukan solusi;
4) Melaksanakan rencana. Pada tahap ini peserta didik menerapkan planning yang telah
ditetapkan;
5) Memeriksa solusi. Mengevaluasi solusi yang dipakai untuk memecahkan masalah;
dan
6) Mengevaluasi. Pada langkah ini, solusi diperiksa, perkiraan yang terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh saat mengimplementasikan solusi dan mengomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Belum ada Komentar untuk "✔ Konseptual Pembelajaran Berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Hots)"
Posting Komentar