✔ Teori Komunikasi & Gosip Dalam Perspektif Pendidikan
![]() |
Ilustrasi. |
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus dipakai dalam menyebarkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi menyebarkan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas insan Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Hakikat pendidikan yaitu : (1) Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik, (2) Pendidikan merupakan perjuangan penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat, (3) Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupoan pribadi dan masyarakat, (4) Pendidikan berlangsung seumur hidup, dan (5) Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan insan seutuhnya.
Baca Juga
Hoban, menyerupai halya Dale, beropini bahwa pendekatan yang paling mempunyai kegunaan untuk memahami dan meningkatkan efesiensi bidang audiovisual, yaitu melalui konsep komunikasi. Orientasi komunikasi ini menyebabkan lebih diperhatikannya proses komunikasi informasi secara menyeluruh.
Kedua teori di atas memperlihatkan pemahaman bagi seorang guru, bahwa di dalam proses pembelajaran seyogyanya kita memperhatikan pengalaman menyerupai apa yang ingin diperlukan didapat oleh siswa dari proses berguru mengajar itu. Dale menyampaikan bahwa semakin abstrak, pengalaman berguru yang diperoleh siswa semakin kecil; dan sebaliknya semakin kasatmata pengalaman berguru yang diberikan maka semakin banyak/luas pengalaman atau informasi yang diperoleh siswa. Contoh, bila proses pembelajaran disampaikan hanya dengan ceramah, maka pengalaman berguru siswa (apa yang mereka peroleh dari proses berguru itu) akan sangat sedikit bila dibandingkan dengan pembelajaran itu disampaikan dengan diskusi, atau bermain kiprah dan sejenisnya. Hal ini alasannya pada metode ceramah informasi atau pengalaman berguru yang diberikan guru kepada siswa hanya bersifat sesuatu yang abstrak. Adapun diskusi, melibatkan pribadi siswa dalam mendapat pengalaman belajar
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional. Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu membuat insan Indonesia cerdas dan kompetitif.
Pembelajaran yaitu interaksi siswa dengan lingkungan berguru yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran, yakni kemampuan yang diperlukan dimiliki siswa sehabis menuntaskan pengalaman belajarnya. Tujuan pembelajaran intinya yaitu diperolehnya bentuk perubahan tingkah laris gres pada siswa sebagai akhir dari proses pembelajaran. Oleh alasannya itulah dalam acara pembelajaran, guru harus mempunyai taktik yang sempurna semoga anak didik sanggup berguru secara efektif dan efisien sehingga sanggup tercapai tujuan yang diharapkan.
Bagi seorang guru, teori komunikasi dan informasi ini harus dipahami dengan baik sehingga akan membantu kiprah utamanya dalam melakukan proses pembelajaran. Kontribusi teori komunikasi dan informasi dalam proses pembelajaran terkait dalam hal mendesain metode pembelajaran sebaiknya diperhatikan media apa yang dipakai dalam membantu memperlihatkan pengalaman berguru sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun teori komunikasi berdasarkan Roger dan Kincaid, yang sering juga disebut teori konvergensi, tidak membedakan antara sumber dan akseptor informasi, alasannya peranan akseptor dan sumber sanggup terjadi secara bersamaan dalam suatu konteks komunikasi. Teori ini menegaskan bahwa komunikasi itu berlangsung tanpa awal dan akhir, sepanjang insan sadar akan diri dan lingkungannya. Teori ini memperlihatkan dampak positif pada pembelajaran yaitu : (1) pendidikan seumur hidup yang berlangsung sepanjang orang sadar akan diri dan lingkungannya, (2) pendidikan gerak cepat dan sempurna yang lebih mengacu pada kemampuan untuk hidup di masyarakat, (3) pendidikan yang gampang dicerna dan diresapi, (4) pendidikan yang menarik perhatian dengan cara penyajian yang bervariasi dan merangsang sebanyak mungkin indera, (5) pendidikan yang menyebar, baik pelayanan, maupun peranannya, dan (6) pendidikan yang mustari (tepat saat) menyusup tanpa niat sebelumnya, yaitu pada dikala ada kekosongan pikiran. Kesemuanya itu merupakan landasan strategis dalam perkembangan teknologi pendidikan.
Teori kedua ini memperlihatkan dampak dalam pengelolaan pendidikan, dimana paradigma pendidikan berubah dari berguru menjadi pembelajaran, dari guru sebagai satu-satunya sumber informasi menjadi sebagai fasilitator dan motivator, dari learn how to know menjadi learn how to be dan learn how to live together.
*) Ditulis dan dikirim oleh Bambang Riadi, S.Pd., M.Pd.
Guru Sekolah Menengah kejuruan Negeri 6 Palembang
Belum ada Komentar untuk "✔ Teori Komunikasi & Gosip Dalam Perspektif Pendidikan"
Posting Komentar